Wednesday, December 08, 2004

Untukmu Dinda

Aku nggak mengerti?
Kenapa harus wanita seperti dirimu yang menjadi buah pemikiranku yang ditunjukkan oleh Allah mengenai arti suatu sholekhah. Apa sih yang kutahu tentang arti sholekhah yang masih teramat dangkal ini?. Yang pasti aku menganggap dirimu adalah suatu kesempurnaan yang sesuai dengan gambaran impianku. Muluk-muluk? iya...karena aku telah lalai akan tuntunan agamaku sendiri dan memilih berpikir berdasar naluri pribadi. Aku hanya ingin siapapun yang menjadi teman atau apapun namanya tidak tertipu oleh segala apa terlihat dari diriku. Gue gak mau jadi munafik...itu sangat membebani.

Sebenarnya aku udah gak bersemangat untuk mengejar yang namanya "cinta"mu (ada yang mau ngejelasin arti cinta buat gue?). Tapi setiap saat kadang2 aku masih memikirkan bagaimana kabar dia, gimana ceritanya. Kamu emang membuat aku terpesona dengan sebuah tatapan yang tak kumengerti artinya. Dalam hatiku...ini bahaya, ini menyesatkan hatiku. Lalu kemudian aku ingin pergi untuk tidak bertemu lagi dengan dirimu. Untuk melupakan rasa keingintahuanku lebih jauh tentang dirimu. Tapi...skenario berjalan lagi. Entah bagaimana awalnya lagi. Kita bertemu lagi, berkongsi, berkhayal bersama untuk hal yang sama...sabar2...bukan macem2 kok!!!

Hingga sekali lagi aku mendengar celotehmu dan memperhatikan pemikiranmu. Masih sama...seperti saat kita dulu bersama disana dulu. Aku hanya berusaha untuk tidak bergantung pada dirimu dalam berpikir dan menyemangati diriku. Apa daya..aku masih menganggapmu lebih dewasa dan gudangnya ilmu seakan-akan kamu adalah buku berjalan untukku, dimana aku bisa bertanya apapun kepadamu dan selalu kau berikan jawaban sebisa dirimu. Aku hargai itu...

Meskipun kau tak tahu apa yang dirasakan seorang tersesat ini, aku hanya bersyukur bisa mengenal dirimu sedalam-dalamnya dan mengerti pemikiranmu. Andaikan skenario ini tak bertahan lama, aku tetap tak menyesali pertemuan denganmu. Engkau tetap yang teranggun dengan hijab itu, tetap yang termanis dengan senyum itu, tetap yang cerewet dengan omelanmu itu...

Maafkan salah, maafkan kelancangan, maafkan salah paham diantara kita.
Semoga Allah hanya memberi yang terbaik untuk kita.
Untukmu ... yang masih merajai angan


Pi'ul use : Microphone Anthem, Blogger Drive

0 komentar:

Post a Comment

<< Home